
"Ciptakan Biopori di Rumah"
ANDA ingin memiliki rumah sehat? Kini, hunian sehat bisa diaplikasikan dengan membuat lubang resapan biopori di sekitar rumah. Selain praktis, lubang tersebut dapat membuat tanaman di sekitarnya menjadi lebih subur dan tidak mudah mati.
Menurut arsitek lanskap Rachmat Nurhadi, banyak manfaat yang Anda dapatkan jika mengaplikasikan hal tersebut, yakni mempunyai ketersediaan air tanah yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, lubang tersebut dapat mencegah banjir karena meningkatkan daya resapan air. Fungsi lainnya adalah mengubah sampah organik menjadi kompos dan memanfaatkan fauna tanah dan akar tanaman.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membuat lubang tersebut di dalam rumah. Pertama, persiapkan alat-alat untuk membuat biopori seperti bor tanah dan bahan-bahan untuk pengisi lubangnya.
Setelah itu, tentukan letak mana yang ingin Anda buat lubang resapan biopori tersebut. Biasanya, letak lubang biopori dibuat di halaman rumah seperti saluran pembuangan air hujan atau di dasar alur yang dibuat di sekeliling batang pohon atau pada batas taman dan sisi luar carport.
Tempatnya sudah ditentukan, Anda tinggal membuat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm.
Desain juga kedalamannya kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah. Jika air tanahnya ternyata dangkal, sebaiknya jarak yang disarankan antarlubang yaitu antara 50-100 cm.
Setelah lubang biopori selesai dikerjakan, hal lain yang harus Anda lakukan adalah memperkuat mulut lubang tersebut dengan semen. Kira-kira selebar 2-3 cm dengan ketebalan 2 cm di sekeliling mulut lubang.
Letak sudah ada, lubangnya sudah jadi, selanjutnya beralih pada isi yang akan ditaruh pada lubang tersebut. Anda bisa mengisi lubang biopori dengan sampah organik, bisa meliputi sampah-sampah di dapur, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput yang bisa menampung kira-kira 7-8 liter sampah organik.
Menurut Rachmat, bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7-8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa setiap lubang dapat Anda isi dengan sampah organik secara berkala.
Idealnya, sampah organik mampu bertahan selama 2 hingga 3 hari. Jadi, sesudah sampah menyusut dan terjadi pelapukan, Anda bisa mengisi kembali lubang tersebut dengan sampah organik lainnya.
Di lubang tersebut biasanya juga terdapat bakteri yang berfungsi untuk mengurai sampah organik. Selain itu, jika sudah terjadi proses pelapukan, maka kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
”Yang penting jika isi yang ada di dalam lubang tersebut sudah mulai berkurang akibat prose pelapukan, maka sebaiknya tambahkan kembali sampah organik ke dalam lubang tersebut.Supaya lubang biopori tersebut bisa terus bekerja,” saran Rachmat.(Koran SI/Koran SI/nsa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar